Selasa, 07 Oktober 2014

B2B



Apa itu B2B E-Commerce? Mungkin beberapa dari pembaca sekalian sudah tidak asing lagi dengan istilah satu ini. Business-to-Business E-Commerce (B2B EC) adalah transaksi-transaksi antara bisnis yang dilakukan secara elektronik melalui internet, ekstrant, intranet, atau jaringan privat; juga dikenal sebagai eB2B (electronic B2B) atau hanya B2B

Setelah memahami apa itu B2B E-Commerce, kita juga perlu tahu apa saja transaksi dan aktivitas dalam B2B:

1.      Sell-side (Satu penjual, banyak pembeli)
Contoh: sell-com classifiedBuy-side (Satu pembeli, banyak penjual

2.      Buy-side (Satu pembeli, banyak penjual)
Contoh: Pertamina E-procurement

3.      Exchange/virtual market (Banyak pembeli, banyak penjual)
Contoh: Ipowerb2b.com

4.      Peningkatan rantai pasokan dan collaborative commerce
Adapun pihak-pihak yang terlibat meliputi pembeli, penjual, dan perantara. Perantara yang dimaksud di sini adalah perantara maya (online intermediaries), yaitu pihak ketiga maya yang memerantarai transaksi online antara penjual dan pembeli.
Dalam B2B e-commerce, pembelian barang dan jasa dapat terjadi karena dibutuhkan dan umumnya terjadi pada harga pasar yang berlaku (spot buying), namun adapula pembelian yang melibatkan kontrak jangka panjang yang biasanya berdasarkan negosiasi privat antara penjual dan pembeli. (strategic sourcing)
Tipe material yang diperdagangkan pun dapat diklasifikasikan menjadi:
  1. Material langsung: Material yang digunakan dalam proses produksi produk, misalnya kertas untuk buku, besi untuk mobil.
  2. Material tidak langsung: Material yang digunakan untuk mendukung proses produksi, misalnya bohlam, peralatan kantor.
  3. MRO (maintenance, repair, operation): Material tidak langsung yang digunakan dalam aktivitas-aktivitas yang mendukung proses produksi.
Arah perdagangan B2B e-commerce dapat berupa vertical maupun horizontal. Vertical marketplaces mengacu pada arah perdagangan di mana pasar berurusan dengan satu industri atau satu segmen industri. Sedangkan horizontal e-marketplace mengacu pada arah perdagangan di mana pasar berkonsentrasi pada jasa, material, atau produk yang digunakan dalam semua jenis industry, misalnya peralatan kantor dan komputer.
Infrastruktur B2B:
  1. EDI: Pertukaran data transaksi (penjualan, pembelian, tagihan, pengiriman barang, dll) secara elektronik antara satu sistem dengan sistem lainnya.
  2. VAN: Jaringan terdedikasi untuk keperluan transaksi B2B elektronik yang dapat dipastikan bandwidth serta keamanannya. Alternatif VAN adalah penggunaan VPN.
  3. EDI berbasis internet: ebXML.
B2B e-commerce sendiri memberi begitu banyak manfaat dalam penerapannya. Beberpa di antaranya yaitu:
  • Mengurangi penggunaan kertas dan biaya-biaya yang bersangkutan (administrasi, pencarian, penjualan, pemeliharaan sediaan, dll)
  • Mengurangi kesalahan-kesalahan manual, waktu transaksi, & jumlah sediaan di gudang
  • Meningkatkan fleksibilitas (JIT), produktivitas, dan kolaborasi.
  • Konfigurasi dan kustomisasi produk menjadi lebih mudah
  • Customer service yang efisien
  • Katalog online yang interaktif
Selain manfaat, B2B juga memiliki hambatan-hambatan:
  • Konflik antar agen
  • Operasi private & public exchanges
a.       Private: Masalah monopoli
b.      Public: Keterbukaan informasi
  • Disintermediasi
  • Potensi kehilangan pelanggan lebih besar karena penjual tidak bertemu dan bertatapan muka secara langsung dengan pembelinya
Dengan meninjau manfaat dan hambatannya, B2B e-commerce dirasakan sangat bermanfaat oleh perusahaan. Oleh karena itu, dewasa ini, banyak perusahaan B2B yang berlomba-lomba memasuki dunia maya untuk memasarkan produk dan jasanya.
Layanan Business to Business (B2B)
Dalam bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan dituntut untuk lebih inovatif dan memiliki keungulan yang bisa ditawarkan kepada para pelanggan dan mitra bisnis. Salah satunya adalah konsep kerja sama business to business (B2B). Bentuk kerja sama ini dapat membantu upaya efisiensi biaya pengadaan barang dan yang paling penting adalah bisa memudahkan mitra bisnis.
Bagi Kawan Lama, kepentingan pelanggan selalu menjadi nomor satu. Prinsip ini menjadi nyata dalam penyediaan layanan business to business (B2B). Layanan ini didukung penuh oleh teknologi informasi yang sangat memadai sehingga siap memberikan kemudahan dan kepuasan kepada pelanggan.
Manfaat dan Keunggulan Layanan B2B
  1. Hemat waktu dan praktis Menu dalam situs layanan B2B khusus hanya menyediakan kebutuhan produk pelanggan terkait, tanpa harus repot mencarinya dalam katalog produk atau daftar kategori produk umum Kawan Lama yang lainnya.
  2. Efektif dan efisien Pelanggan B2B tidak perlu melewati proses negosiasi harga yang panjang, karena sudah dilakukan pada awal kesepakatan kerja sama.
  3. Keuntungannya besar Mengurangi biaya perusahaan untuk administrasi, surat menyurat transaksi, ataupun untuk riset harga pasar.
  4. Kerahasiaannya aman dan terjamin Sistemnya menggunakan tingkat keamanan yang tinggi dengan protocol secure socket layer 256 bit untuk menjaga keamanan data pelanggan.
  5. Transaksi yang transparan Layanan ini mendukung good corporate governance. Setiap transaksi mudah dipantau karena sistem selalu memberikan rekam jejak transaksi melalui e-mail notifikasi kepada buyer (bagian purchasing) atasan (pemberi approval), hingga user, ataupun yang berhak mendapatkan informasi tersebut di perusahaan sesuai dengan kesepakatan. Ini meningkatkan kontrol perusahan terhadap proses transaksi.
Untuk mendapatkan akses layanan B2B dengan Kawan Lama, perusahaan terkait dapat membuat kesepakan kerja sama berdasarkan prinsip saling menguntungkan. Staf Kawan Lama bisa diminta untuk berkunjung ke tempat pelanggan dengan perjanjian sebelumnya dan prosesnya sangat mudah:
  • Presentasi dan demo sistem B2B dari staf Kawan Lama
  • Proses agreement (kesepakatan) dan penandatanganan kontrak
  • Penerimaan account dan address khusus bagi pelanggan (baik buyer/purchasing, bagian approval, dan atau user, tergantung kesepakatan)
  • Training khusus untuk pelanggan B2B

E-Government



Pengertian E-Government
E-Government E-Government (EG) mengacu kepada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk bertukar informasi dan pelayanan kepada penduduk, perusahaan-perusahaan, dan pemerintahan lainnya. Bentuk e- government ada 4 macam, yaitu
     1.      government-to-customer,
     2.      government-to- business,
     3.      government-to-employees,   
     4.      government-to-government.
E-Government dilakukan oleh pemerintah dan menggunakan teknologi informasi. Teknologi informasi tersebut digunakan untuk mendukung proses bisnis-nya berupa pertukaran informasi dan pelayanan kepada penduduk, perusahaan, dan pemerintah lainnya. E-Government dapat memberikan keuntungan berupa kemudahan dalam pembuatan KTP, pembayaraan pajak, penyediaan data demografi, dan sebagainya. E- Government adalah e-bisnis yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjalankan proses bisnisnya, yaitu pemerintahan dan layanan masyarakat.

Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain:
1.      Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor . Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.
2.      Peningkatan hubungan antara pemeritah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan [transparansi] maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.
3.      Pemberdayaan msyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah; jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilih sekolah yang pas untuk anaknya
4.      Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien . Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan vidio conference.

        E-Government (EG) mengacu kepada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah
untuk bertukar informasi dan pelayanan kepada penduduk, perusahaan-perusahaan, dan
pemerintahan lainnya. Bentuk e-government ada 4 macam, yaitu government-to-customer,
government-to-business, government-to-employees, dan government-to-government.
(http://en.wikipedia.org/wiki/E-government)

        E-Government dilakukan oleh pemerintah dan menggunakan teknologi informasi. Teknologi informasi tersebut digunakan untuk mendukung proses bisnis-nya berupa pertukaran
informasi dan pelayanan kepada penduduk, perusahaan, dan pemerintah lainya. EGovernment
dapat memberikan keutungan berupa kemudahan dalam pembuatan KTP,
pembayaraan pajak, penyediaan data demografi, dan sebagainya. E-Government adalah
adalah e-bisnis yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjalankan proses bisnisnya, yaitu
pemerintahan dan layanan masyarakat.

Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup dua aktivitas yang berkaitan yaitu :
1.      pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis.
2.      pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.

E-government bertujuan memberikan pelayanan tanpa adanya intervensi pegawai institusi publik dan sistem antrian yang panjang hanya untuk mendapatkan suatu pelayanan yang sederhana. Selain itu e-government juga bertujuan untuk mendukung good governance.
Penggunaan teknologi yang mempermudah masyarakat untuk mengakses informasi dapat mengurangi korupsi dengan cara meningkatkan transparansi dan akuntabilitas lembaga publik. E-government dapat memperluas partisipasi publik dimana masyarakat dimungkinkan untuk terlibat aktif dalam pengambilan keputusan/kebijakan oleh pemerintah.

Pemanfaatan Electronic Government
E-government juga diharapkan dapat memperbaiki produktifitas dan efisiensi birokrasi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Adapun konsep dari e-government adalah menciptakan interaksi yang ramah, nyaman, transparan dan murah antara pemerintah dan masyarakat (G2C-government to citizens), pemerintah dan perusahaan bisnis (G2B-government to business enterprises) dan hubungan antar pemerintah (G2G-inter-agency relationship), Berikut penjelasannya :

Government to citizens (G2C) merupakan aplikasi pengembangan e-government yang paling umum, yaitu dimana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat. Tujuan utamanya untuk mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang beragam agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau pemerintahnya untuk pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari-hari sepeti Departemen Agama membuka situs pendaftaran bagi meraka yang berminat untuk melangsungkan ibadah haji ditahun-tahun tertentu sehingga pemerintah dapat mempersiapkan kuota haji dan bentuk pelayanan perjalanan yang sesuai.

Government to Business (G2B), salah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah membentuk sebuah lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonomian sebuah negara dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dalam melakukan aktivitas sehari-harinya, entity bisnis semacam perusahaan swasta membutuhkan banyak sekali data dan informasi yang dimiliki oleh pemerintah. Terbentuknya relasi yang baik antara pemerintah dengan kalangan bisnis tidak saja bertujuan untuk memperlancar para praktisi bisnis dalam menjalankan roda perusahaannya, namun lebih jauh lagi banyak hal yang dapat menguntungkan pemerintah jika terjadi relasi interaksi yang baik dan eektif dengan pihak swasta. Contohnya para perusahaan wajib pajak dapat dengan mudah menjalankan aplikasi berbasis web untuk menghitung besarnya pajak yang harus dibayarkan ke pemerintah dan melakukan pembayaran melalui internet, proses lelang proyek-proyek pemerintahan yang melibatkan sejumlah pihak swasta dapat dlakukan melalui situs web mulai dari proses pengumuman sampai dengan mekanisme pelaksanaan tender itu sendiri yang berakhir dengan pengumuman pemenang tender.

Government to Government (G2G), meningkatnya kebutuhan bagi Negara-negera untuk saling berkomunikasi secara lebih intens dari hari kehari tidak hanya berkisar ada hal-hal yang berbau diplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama antar entity-entiti negara seperti pemerintah daerah dengan instansi-instansi terkait dalam melakukan kegiatan pembangunan. Berbagai penerapan yang telah berlangsung seperti hubungan administrasi antara kantor-kantor pemerintah dengan mempergunakan situs web baik ditingkat Kementrian sampai pada Pemerintah daerah.

Government to Employees (G2E) diperuntukkan bagi peningkatan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan pemerintah yang bekerja disejumlah institusi pelayanan masyarakat seperti sistem pengembangan karir pegawai pemerintah yang selain bertujuan meyakinkan adanya perbaikan kualitas sumber daya manusia, diperlukan juga sebagai penunjang proses mutasi, rotasi dan promosi seluruh karyawan pemerintah, sistem asuransi kesehatan dan pendidikan bagi para pegawai pemerintah yang telah terintegrasi dengan lembaga-lembaga kesehatan (rumah sakit, poliklinik, apotik) dan institusi-institusi pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, kejuruan) untuk menjamin tingkat kesejahteraan karyawan beserta keluarganya.
Keuntungan yang diperoleh dari e-government bukan hanya sekedar menyediakan pelayanan online tetapi lebih luas daripada itu, karena kinerja sektor publik juga berkontribusi pada kemajuan ekonomi dan sosial suatu negara.
Di era globalisasi penerapan e-government penting karena telah memodernisasi pemerintahan publik di seluruh dunia dan juga hubungan antara pemerintahan atau negara. Sebagai tambahan selain contoh di Uni Eropa, beberapa negara di Asia bahkan telah menggunakan e-government-nya dalam melaksanakan hubungan bilateral mereka.
Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai cepat atau lambat Indonesia dituntut untuk dapat menerapkan e-government. Pada saat ini e-government merupakan suatu keharusan dalam rangka menciptakan pelayanan publik yang lebih baik

Rabu, 01 Oktober 2014

B2C

Pengertian B2C

B2C atau merupakan kepanjangan dari Business to Consumer  adalah bentuk jual-beli produk atau jasa yang melibatkan perusahaan penjual dan konsumen akhir yang dilakukan secara elektronis.
Atau lebih tepatnya B2C adalah suatu aktivitas E-businesses dalam pelayanan secara langsung kepada konsumen melalui barang atau jasa, yang dapat diistilahkan dengan transaksi pasar.

Terdapat Beberapa perusahaan yang melayani B2C antara lain
Beberapa kelebihan dari B2C adalah sebagai berikut :
  1. Konsumen dapat mempelajari produk yang ditawarkan yang telah dipublikasi pada media internet
  2. Membeli dengan electronic cash & sistem secure payment
  3. Meminta agar barang yang dipesan, dapat dikirimkan pada pihak yang terkait (delivery) yang tentunya dengan biaya yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. 
  4. Harga yang diajukan masih bisa dinegosiasikan serta dapat dilakukan dengan mudah dan cepat dikarenakan kita cukup mengakses suatu website tertentu. 
  5. Media pembayaran yang digunakan berupa kartu kredit.

Manfaat B2C terhadap travel and tourism yaitu :
  1. Mempermudah dalam memberikan informasi antara pemilik travel dan calon costumer mengenai semua hal yang berhubungan dengan travel ( seperti harga tiket, harga hotel,dll)
  2. Memberikan akses yang mudah kepada calon wisatawan tentang informasi daerah wisata yang akan mereka kunjungi.
  3. Membantu pemilik travel untuk mengembangkan bisnisnya karena pemilik travel bisa mendesign tampilan web yang menarik dan berkualitas sehingga mampu menarik konsumen lebih banyak
  4. Memberikan gambaran singkat tentang lokasi dan pemandangan yang berada di tempat tujuan objek wisata.

Beberapa Karakteristik B2C sebagai berikut
  1. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
  2. Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis web.
  3. Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan
  4. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure) diletakkan di sisi server.
Perkembangan Business to Consumer (B2C)

Pada awalnya Internet belum menyediakan layanan untuk bertransaksi dengan konsumen. Pada tahun 1984, diciptakan sistem transaksi perbankan secara online oleh AT&T, tetapi tidak berhasil dikarenakan infrastruktur yang tidak memadai. Pada tahun 2000 diperkenalkan situs belanja online yang bernama Amazon.com.
Setelah saat itu, mulai banyak bermunculan situs-situs belanja/transaksi online yang mengusung prinsip Business to Consumer (B2C).

Tantangan Utama dalam Business to Consumer (B2C)
  1. Membangun privasi dan kepercayaan pada konsumen
  2. Menciptakan ketergantungan dan loyalitas
  3. Kelengkapan, keragaman dan ketersediaan barang dan jasa.
Pelayanan Business to Consumer (B2C)
  1. Memuat contoh produk yang dijual beserta informasinya.
  2. Melakukan transaksi penjualan barang.
  3. Melakukan transaksi pembayaran barang.
  4. Melakukan transaksi pengiriman barang.
  5. Membuat berita-berita terbaru tentang produk.
  6. Menginformasikan lokasi penjualan dan layanan.
  7. Memberikan service secara lengkap.
Produk Business to Consumer (B2C)
  • Produk Digital (Soft Goods), seperti lagu, album, film, program komputer, update dan jasanya.
  • Produk Fisik (Hard Goods)merupakan suatu produk yang tidak dapat dikonsumsi sesegera mungkin (secara langsung) setelah diunduh. Contoh: DVD, kaset dan lain sebagainya.
Klasifikasi Business to Consumer (B2C)

Secara umum, tipe Business to Consumer (B2C) terbagi menjadi 4 klasifikasi, yaitu:

·         Auction Store
Tempat untuk memberikan pelayanan dalam bidang perdagangan. Misalnya untuk pengiklanan produk perusahaan, cara pembayaran dan sebagainya. Contoh: www.ebay.com , www.swinde.com
·         Online Store
Tempat untuk menjual atau membeli secara digital dengan memilih, memesan barang lewat internet tanpa harus bertatap muka dengan penjual secara langsung maupun barang yang ingin dibeli. Contoh: www.Amazon.com , www.tokopedia.com
·         Online Service
Tempat untuk meminta informasi dan service lain dari perusahaan dengan cepat dan mudah atau dapat melakukan proses jual beli, misalnya jasa tiket perjalanan, jasa service dan lain-lain. Contoh: www.wotif.com , www.airasia.com , www.bliztmegaplex.com
·         Other Service
Layanan yang menyediakan fasilitas untuk penjualan produk dan jasa diluar klasifikasi yang telah dijabarkan sebelumnya. Contoh:  www.kaskus.us , www.facebook.com

Analisis Business to Consumer (B2C)

Dalam perdagangan Business to Consumer (B2C) secara online, terdapat 2 jenis barang yang ditawarkan.
  1. Hard Goods adalah barang yang berwujud nyata. Bila dibeli maka akan dikirimkan kepada pelanggan melalui jasa pengiriman. Dalam penelitian ini, barang yang diperdagangkan adalah baju dan fancy (aneka kado-kado lucu).
  2. Soft Goods sering juga disebut sebagai digital goods seperti berita dan informasi yang dapat diterima oleh pelanggan dengan cara download.
Karakteristik yang membedakan antara online Business to Consumer (B2C) dengan perdagagnan konvensional  adalah perusahaan dapat berhubungan langsung dengan konsumen tanpa perantara. Hal ini sangat menguntungkan perusahaan dari segi laba, karena tidak perlu berbagi keuntungan dengan perantara.
Beberapa hal yang harus dipenuhi agar konsumen tertarik untuk membeli  barang atau menggunakan layanan dari penjual, yaitu:
  1. Produk, memberikan informasi yang jelas tentang barang yang dijual, lengkap dengan gambar barang tersebut.
  2. Harga, menyebutkan harga barang. Di dalam menetapkan harga ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: kualitas, permintaan pasar dan harga pesaing.
  3. Promosi, melakukan promosi melalui iklan baik di media cetak maupun elektonik dan alat komunikasi lainnya.
  4. Pengepakan dan pengiriman , memperhatikan distribusi barang secara fisik dan menjaga keutuhannya. Selain itu diusahakan pengiriman secepat mungkin agar tidak mengecewakan konsumen
Analisis Sistem dan Permasalahan Business to Consumer (B2C)

Pada dasarnya proses penjualan di toko secara konvensional dan proses penjualan di website adalah sama, tapi penerapan system penjualan secara online berbasis WEB diharapkan dapat mengatasi batasab-batasan yang sering ditemui dalam proses penjualan di toko secara konvensional.
Secara garis besar, proses penjualan di toko secara konvensional dapat dijabarkan sebagai berikut:
  1. Customers datang ke toko pada waktu jam buka toko.
  2. Customers melihat-lihat produk dan membanding-bandingkan produk-produk yang ada dan kemudian memutuskan untuk membelinya atau tidak.
  3. Customers memutuskan untuk membeli dan  memutuskan system pembayaran yang akan digunakan (tunai, debet atau kredit).
  4. Setelah proses pembayaran selesai dilakukan, maka customers dapat membawa produk yang dibeli.
Beberapa masalah yang sering ditemui dalam proses penjualan toko secara konvensional, sebagai berikut:
  1. Pembelian hanya dapat dilakukan selama jam buka toko.
  2. Customers tidak dapat datang ke toko karena tidak ada waktu, sibuk atau keadaan jalan yang macet.
  3. Informasi tentang produk yang didapat di toko tidak terlalu akurat, karena beberapa hal seperti: kertebatasan human atau berada pada jam sibuk toko, sehingga pelayanan tidaklah maksimal.
Analisis Pengaruh Facebook (salah satu Business to Consumer (B2C)) terhadap Penjualan Online

Media online telah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Melalui akses online memudahkan masyarakat untuk mengetahui berita-berita terhangat, seperti berita selebriris, politik, perekonomian dan lain sebagainya. Perkembangan media online sangatlah pesat. Dari sekedar mengirim pesan singkat hingga akun jejaringan social yang berguna untuk menambah relasi dengan sesama (menambah teman). Contoh:
  • Website pencari, seperti google, yahoo dan beberapa situs lainnya.
  • Situs jejaringan social, seperti Facebook.
Dewasa ini, Facebook merupakan media online yang sedang ‘trend’. Facebook adalah situs jejaringan social yang memiliki tampilan-tampilan lengkap dengan fungsi yang ditawarkan. Dari sekedar mencari teman, up-date status, bermain permainan-permainan yang ditawarkan dan saat ini Facebook juga dapat digunakan sebagai tempat untuk ‘Berbisnis’ (menghasilkan uang). Salah satu bisnis online yang ada di Facebook adalah bisnis butik dan fancy (aneka kado lucu) yang saat ini menjadi ‘trend’ di masyarakat. Lantas, bagaimana pendapat customer (masyarakat) yang mengetahui bahwa Facebook dapat dijadikan sebagai sarana jual-beli produk? Berikut analisis tentang pengaruh Faceboook terhadap pembelian baju butik dan fancy secara online.

Sebanyak empat orang narasumber telah diwawancara terkait dengan penelitian ini. Dari ke-empat narasumber ini adalah mereka yang pernah atau tahu tentang pembelian baju butik dan fancy melalui Facebook.

Dari ke-empat narasumber, tiga diantaranya setuju dengan Facebook dapat membantu penjualan baju butik dan fancy secara online. Sisanya, tidak setuju dengan pengaruh Facebook terhadap pembelian online.
Tiga narasumber yang setuju merupakan narasumber yang percaya bahwa Facebook dapat berpengaruh terhadap penjualan serta pembelian online. Mereka berpendapat bahwa Facebook merupakan media baru yang efektif yang dapat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Mereka menilai Facebook sangat efektif, karena akun Facebook, butik dan fancy online dapat mengetahui secara langsung profil pembeli dan mengetahui siapa saja yang dapat ditargetkan menjadi pembeli. Hal ini mengakibatkan Facebook mempengaruhi gaya hidup mereka, artinya dahulu mereka membeli baju dengan cara mengunjungi tokonya dan sekarang dengan adanya Facebook mereka dengan mudahnya bisa membeli dengan cara online tanpa harus mengunjungi toko tempat mereka berbelanja.

Narasumber lainnya adalah narasumber yang tidak menyukai pembelian produk-produk online. Factor utama yang membuat narasumber ini tidak membeli suatu produk secara online adalah ‘kepercayaan’. Ia merasa dirinya belum mempunyai tingkat kepercayaan bila membeli suatu produk secara online, karena takut akan produk tersebut. Takut produk yang ia beli tidak sesuai dengan gambar ataupun ukuran yang ia kehendaki. Akan tetapi, ia berpendapat bahwa Facebook merupakan cara yang cukup efektif dalam penjualan suatu produk. Ia juga berpendapat bahwa Facebook merupakan suatu metoda yang sedang ‘trend’ untuk menjual produk-produk tertentu.

Selain itu, Facebook tidak berpengaruh terhadap gaya hidup yang ia jalani selama ini. Ia teteap setia dengan cara pembelian yang tradisional, yakni pergi ke toko langsung dan mencoba barangnya sendiri.
Menurut analisis saya, Facebook merupakan suatu media yang cukup efektif untuk menjual produk-produk tertentu serta dapat berpengaruh terhadap tingkat pembelian seseorang.

Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu yang tepat dengan promosi  dan komunikasi yang tepat”.

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen,mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan. Karena masyarakat Indonesia sendiri yang tergolong cepat tergiur dengan sesuatu meskipun itu hanya sebuah gambar yang kita sendiri tidak tahu bagaimana bentuk aslinya.

Meskipun facebook efektif dalam mempengaruhi pembeli, tidak berarti facebook dapat mengubah gaya hidup atau perilaku seseorang.

Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan: “Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu.”

Bukan berarti pembelian barang online di Facebook tidak akan pergi lagi ke toko.

Kesimpulan

Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
  1. 75% customers menyatakan bahwa lebih efektif dan efisien apabila pembelian suatu produk dilakukan secara online dan hal ini  juga mempengaruhi gaya hidup mereka.
  2. 25% customers memilih lebih menyukai pembelian yang bersifat konvensional (tradisional), karena mereka belum memiliki ‘kepercayaan’ untuk berbelanja di sana.
  3. Facebook merupakan suatu media yang tepat dalam melakukan pemasaran.